KEANEKARAGAMAN INVERTEBRATA
DI PANTAI DESA SENENG KABUPATEN SAMPANG, MADURA-JAWA
TIMUR
Vita Shilviana, Puji Jayanti, Abdul L. Rizal, dan
Fadinatul Nilfa
Jurusan
Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan keanekaragaman invertebrata
di
Pantai Desa
Seneng, Kecamatan Nepa, Kabupaten Sampang, Madura-Jawa Timur.
Penelitian dilakukan di 1
lokasi. Pengambilan data dilakukan dengan metode eksplorasi pada satu garis transek dari tepi pantai kearah laut
(daerah intertidal) yang terbagi dalam intertidal atas, intertidal tengah, dan
intertidal bawah. Hasil eksplorasi yang dilakukan di
tiga daerah intertidal berbeda didapatkan hasil berupa jumlah spesies dan
kelimpahan hewan invertebrata.
Pada daerah intertidal atas terdapat 32 invertebrata dengan 3 filum
invertebrata yaitu coelenterata, mollusca dan annelida. Pada daerah intertidal
tengah terdapat 22 invertebrata dengan 4 filum invertebrata yaitu coelenterata,
mollusca, echinodermata dan crustacea. Pada daerah intertidal bawah terdapat 14
invertebrata dengan 1 filum invertebrata yaitu coelenterata. Perbandingan filum
pada ketiga daerah intertidal tersebut adalah 3 : 4 : 1.
Kata kunci :
Keanekaragaman, Eksplorasi, Invertebrata, Pantai Seneng
PENGANTAR
Di dalam ekosistem perairan
pantai bisa hidup berbagai jenis hewan invertebrata seperti karang, moluska,
krustasea, sponge, alga, lamun, dan biota lainnya. Keberadaaan hewan invertebrata
erat kaitannya dengan ketersediaan sumber daya di pantai sebagai habitat. Invertebrata
merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang yang hidup di
daerah perairan maupun daratan. Kelimpahan spesies maupun individu yang tinggi,
corak warna yang bervariasi menjadikan jenis kelompok invertebrata ini sebagai
pelengkap keindahan panorama wilayah pantai (Suwigyo, 1998).
Pantai Seneng merupakan salah satu
pantai yang berada di Kecamatan Nepa, Kabupaten Sampang, Madura-Jawa Timur. Pantai ini merupakan
pantai yang belum terlalu dieksplorasi oleh manusia. Pantai ini memiliki
kekayaan alam fauna yang beranekaragam, salah satu diantaranya adalah
keanekaragaman hewan invertebrata.
Perairan
pantai Desa Seneng merupakan wilayah perairan yang potensial sehingga dijadikan
salah satu sumber mata pencaharian warga di kawasan Madura-Jawa Timur. Dengan
adanya wilayah perairan yang potensial di pantai Desa Seneng seharusnya
komunitas invertebrata melimpah.
Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan
dalam Invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh
satu sel (uniselluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel
itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh banyak sel
(multiselluler/ metazoa)
sel-selnya
mengalami deferensisasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan
aktivitasnya semakin komplek. Invertebrata
yang terdapat di perairan merupakan bioindikator kesehatan perairan pantai. Penggunaan invertebrata sebagai bioindikator akhir-akhir
ini dirasakan semakin penting dengan tujuan utama untuk menggambarkan adanya
keterkaitan dengan kondisi faktor biotik dan abiotik lingkungan. Sejumlah kelompok invertebrata seperti karang, moluska, krustasea,
sponge, alga, lamun, dan biota lainnya memberikan respons yang
khas terhadap tingkat kerusakan perairan
pantai sehingga
memiliki potensi sebagai spesies indikator untuk mendeteksi perubahan lingkungan
akibat konversi perairan
pantai oleh manusia yang
sekaligus menjadi indikator kesehatan ekosistem pantai.
TUJUAN
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan hewan invertebrata di Pantai Seneng.
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi mengenai keanekaragaman invertebrata sebagai
salah satu kelompok
spesies yang hidup di
perairan pantai, sehingga dapat dipakai dalam
merancang sistem pengelolaan kawasan perairan Pantai Desa Seneng lebih baik lagi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
dilaksanakan di Pantai Desa
Seneng, Kecamatan Nepa, Kabupaten Sampang, Madura-Jawa Timur.
Penelitian dilakukan pada tanggal
26 April
2014 dengan melakukan eksplorasi
pada pukul 14.00-17.00 WIB. Eksplorasi pada waktu
tersebut berdasarkan pertimbangan waktu perairan pantai surut. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksploratif, yaitu dengan mengamati
dan mengambil sampel di Pantai
Desa Seneng. Sasaran penelitian ini adalah keanekaragaman invertebrata yang hidup di Pantai
Seneng, Nepa, Kabupaten
Sampang, Madura-Jawa
Timur.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
adalah botol,
alkohol 70%,
formalin 10%,
nampan, ember, cetok,
kantung plastik, sarung tangan, karet gelang, kertas label, alat tulis,dan
kamera foto.
Sedangkan objek
yang dikaji adalah tingkat keanekaragaman jenis invertebrata yang ada dan tempat penemuan invertebrata tersebut.
Eksplorasi invertebrata dilakukan dengan memperhatikan tempat
penemuan invertebrata yang
meliputi letak transek dan jenis invertebrata
pada transek tersebut. Pengambilan sampel invertebrata dilakukan pada satu garis transek dari tepi pantai kearah laut
(daerah intertidal) yang terbagi dalam intertidal atas, intertidal tengah, dan
intertidal bawah (Gambar 1). Disetiap daerah tersebut diambil dua kuadran
sampling berukuran 1 m x 1 m. Hewan invertebrata yang terdapat di setiap
kuadran diamati dan didokumentasikan. Setiap spesies diambil 2-3 ekor
menggunakan cetok. Untuk spesies infauna, diambil dengan melakukan penggalian
hingga kedalaman 30 cm. Penggalian dilakukan secara bertahap, yaitu 0-10,
10-20, dan 20-30 cm. Semua spesimen diletakkan dalam ember yang besar berisi
air laut dan dipisahkan antara hasil sampling di daerah intertidal atas,
intertidal tengah, dan intertidal bawah. Spesimen berupa sponge dan krustasea dapat
langsung diawetkan dengan memasukkan ke dalam botol berlabel yang berisi alkohol
70 % Spesimen jenis ubur-ubur diawetkan dengan formalin 10%. Untuk
sampel berupa cangkang
moluska atau kerangka coelenterata dapat langsung dimasukkan kantung plastik.
Selain data jenis dan jumlah, anggota kelompok mencatat data tentang kondisi
habitat spesies tersebut dan wawancara dengan masyarakat sekitar tentang
informasi yang berhubungan dengan Pantai Desa Seneng dan hewan invertebrata
yang banyak ditemukan.
dentifikasi invertebrata tidak dilakukan
ditempat khusus dan diwaktu yang khusus pula. Identifikasi invertebrata dilakukan dimana saja
dengan menggunakan buku pedoman identifikasi invertebrata, yaitu Siput dan Kerang
Indonesia “Indonesian Shellis II” oleh Bunjamin dharma.
Gambar
1,
Denah Pengambilan Sampel
HASIL
Berdasarkan hasil
ekspolasri yang dilakukan di Pantai Desa Seneng Kecamatan Nepa, Sampang-Madura,
di dapatkan hasil bahwa terdapat 31 invertebrata dengan 3 filum invertebrata di
daerah intertidal atas, 22 invertebrata dengan 4 filum invertebrata di daerah
intertidal tengah, dan 14 invertebrata dengan 1 filum invertebrata pada daerah
intertidal bawah.
Tabel
1.
Jenis Invertebtara yang Dijumpai di Intertidal Atas Pantai Desa Seneng
No.
|
Filum
|
Kelas
|
Ordo
|
Famili
|
Jumlah
|
1.
|
Coelenterata
|
Anthozoa
|
Scleractinia
|
Trachyphyllidae
|
1
|
|
|
|
|
Faviidae
|
15
|
2.
|
Mollusca
|
Gastropoda
|
Neogastropoda
|
Conidae
|
2
|
|
|
|
|
Turbinellidae
|
1
|
|
|
|
Sorbeoconcha
|
Muricidae
|
1
|
|
|
Bivalvia
|
Taxodonta
|
Arcidae
|
6
|
|
|
|
Eulamellibranchia
|
Carditidae
|
4
|
3.
|
Annelida
|
Polychaeta
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
∑
= 32
|
Tabel
2.
Jenis Invertebtara yang Dijumpai di Intertidal Tengah Pantai Desa Seneng
No.
|
Filum
|
Kelas
|
Ordo
|
Famili
|
Jumlah
|
1.
|
Mollusca
|
Gastropoda
|
Mesogastropoda
|
Potamididae
|
1
|
2.
|
Coelenterata
|
Anthozoa
|
Actiniaria
|
|
8
|
3.
|
Arthropoda
|
Crustacea
|
Decapoda
|
Ocypodidae
|
4
|
4.
|
Echinodermata
|
Asteroidea
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
∑
= 22
|
Tabel
3.
Jenis Invertebtara yang Dijumpai di Intertidal Bawah Pantai Desa Seneng
No.
|
Filum
|
Kelas
|
Ordo
|
Famili
|
Jumlah
|
1.
|
Coelenterata
|
Anthozoa
|
Actiniaria
|
|
14
|
|
|
|
|
|
∑
= 14
|
PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil
diatas dapat diketahui bahwa, invertebrata terbanyak ditemukan pada daerah
intertidal atas dan yang paling sedikit ditemukan di daerah intertidal bawah.
Namun invertebrata yang ditemukan di daerah intertidal atas, merupakan
invertebrata yang sudah mati dan tersisa kerangka tubuhnya saja seperti
cangkang dan kerangka tubuh coelenterata. Jika dilihat dari jumlah invertebrata
yang hidup, maka invertebrata hidup terbanyak terdapat pada derah intertidal
tengah dengan 4 filum invertebrata yaitu Mollusca, Coelenterata, Arthropoda,
dan Echinodermata. Hal ini disebabkan karena pada daerah intertidal tengah
memiliki habitat yang berpasir dan berbatuan serta terendam air. Habitat yang
demikian merupakan habitat yang cocok bagi crustacea, echinodermata, anemon
laut dan beberapa siput air.
Pada daerah intertidal
atas banyak ditemukan invertebrata yang sudah mati berupa bekas cangkang
mollusca dan kerangka coelenterata. Hal ini disebabkan karena pada daerah
intertidal atas memiliki kondisi lingkungan yang tidak stabil, saat pantai
pasang daerah intertidal atas tersebut terendam air, sedangkan saat pantai
surut daerah intertidal atas tidak terendam air dan terpapar sinar matahari,
yang mengakibatkan suhu dan kelimpahan air di daerah intertidal atas tidak
stabil. Hal ini sesuai dengan teori bahwa perubahan suhu dapat memberi pengaruh
besar kepada sifat-sifat air laut lainnya dan kepada biota laut. Suhu mempunyai
pengaruh yang tidak langsung. Organisme laut dapat mati karena kehabisan air.
Kehabisan air dapat dipercepat dengan meningkatnya suhu (Nybakken, 1982:211).
Echinodermata yang
ditemukan di daerah intertidal tengah terdapat pada habitat berpasir, hal ini
sesuai dengan teori bahwa habitat echinodermata berada pada substrat berpasir, Substrat
adalah permukaan tempat organisme hidup, terutama untuk menetap atau bergerak
atau benda-benda padat tempat organisme menjalankan seluruh atau sebagian
hidupnya. Pantai Desa Seneng
memiliki substrat berpasir dan berkarang dengan kerapatan karangnya rapat. Substrat
perairan mempunyai dua fungsi yang penting yaitu sebagai tempat hidup atau
tempat melekat bagi organisme yang hidup pada perairan tersebut dan merupakan
sumber nutrisi bagi organisme di tempat tersebut. Sehingga kondisi substrat pada
pantai ini mendukung untuk pertumbuhan spesies Echinodermata. Selain spesies Echinodermata
juga dapat ditemukan di atas
melekat dengan karang, ada juga yang berada bersembunyi dibawah karang bahkan
menguburkan tubuhnya dengan pasir. Romimohtarto (2007) juga menyatakan bahwa
habitat Echinodermata hidup pada substrat yang berkarang, ada juga yang
menguburkan diri dalam pasir.
SIMPULAN
Dari hasil eksplorasi
invertebrata di Pantai Desa Seneng, Sampang-Madura, maka dapat disimpulkan
bahwa pada daerah intertidal atas terdapat 32 invertebrata dengan 3 filum
invertebrata yaitu coelenterata, mollusca dan annelida, pada daerah intertidal
tengah terdapat 22 invertebrata dengan 4 filum invertebrata yaitu coelenterata,
mollusca, echinodermata dan arthropoda, pada daerah intertidal bawah terdapat
14 invertebrata dengan 1 filum invertebrata yaitu coelenterata. Perbandingan
filum pada ketiga daerah intertidal tersebut adalah 3 : 4 : 1.
KEPUSTAKAAN
Dharma, Bunjamin. 1989. Siput dan Kerang Indonesia “Indonesian Shellis II”. Erlangga:
Jakarta.
Suwigyo, 1998.
Avertebrata Air ( untuk mahasiswa perikanan ). Bogor: Fakultas
Ilmu Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor.
Nybakken, James W. 1992. Biologi Laut. Jakarta:
Gramedia.
Romimohtarto, Kasijan dan Sri Juwana. 2007. Biologi
Laut. Jakarta: Djambatan.